Yaituketika datang (musuh) dari atas dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatanmu dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan, dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka disitulah diuji orang-orang mukmin, dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat". (QS. al-Ahzab: 9-11) Kehancuran Yahudi Duniaditantang untuk menghasilkan sebuah kitab seperti kitab suci Al-Qur'an dan dalam 14 abad belum ada satu pun yang berhasil membuatnya. Tantangan tersebut masih berlaku hingga hari ini. Reverensi: *.The Sierra Encyclopedia 1996 *.Hj Irena Handono, "Paulus Pendiri Kristen." *.Seikh Ahmeed Deedad, "Al Quran, The Miracle of Miracle". KonsepsiMakna Hari Kiamat Dalam Tafsir Alquran Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 3, 2 (Desember 2018): Kehancuran total yang terjadi di alam ini, secara logika bukanlah suatu peristiwa yang Pustaka Indonesia, 2015), 22. Abdul Kosim, Tajudin Nur, T. Fuad Wahab 381views, 20 likes, 2 loves, 14 comments, 28 shares, Facebook Watch Videos from Aqsa Syarif 2.0: Kerosakan dan kezaliman yang penjajah Zionis lakukan di Palestin pada hari ini tidak akan kekal Dalamajaran Islam, orang yang meyakini hari akhirat tidak akan takut terhadap kematiannya. Al-Quran memandang kehidupan di dunia ini hanya sementara, sedangkan kehidupan di akhirat abadi. Dalam surat al-Ankabut ayat 64, Allah swt berfirman, "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Sesungguhnya akhirat itulah yang 25 Tugas para rasul sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad adalah menyampaikan wahyu kepada umat. Dan Kami, tidak mengutus seorang rasul pun, baik yang disebutkan namanya di dalam Al-Qur'an maupun yang 21:25, 21 25, 21-25, Surah Al Anbiyaa 25, Tafsir surat AlAnbiyaa 25, Quran Al-Anbya 25, Al Anbiya 25, Alanbiya 25, Al-Anbiya' 25, Surah Al Anbiya ayat 25, # vNwXK. — Setiap umat ada ajalnya. Ada masa berakhirnya kejayaan dan kehidupan mereka. Rasulullah ﷺ telah menyampaikan kepada kita tentang sebab-sebabnya kehancuran umat terdahulu. Bukan mustahil hal serupa menimpa umat sekarang apabila tidak belajar dari masa lalu. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari azab-Nya. Demikian kata Ustaz Farid Nu’man Hasan, Dai lulusan sastra Arab Universitas Indonesia. Karena itu, perhatikanlah fenomena kehidupan manusia saat ini, apakah sudah terkumpul padanya sebab-sebab itu atau tidak. Semoga kita bisa mengambil iktibar dari peristiwa yang terjadi di masa lampau. Baca Juga Kisah Nabi Shaleh dan Hancurnya Kaum Tsamud Ustaz Farid Nu’man mengungkapkan ada 3 sebab-sebab kehancuran umat terdahulu yang harus menjadi pelajaran bagi kita, yaitu 1 Hukum Tumpul ke Atas dan Tajam ke Bawah Rasulullah ﷺ menyebutkan ini sebagai penyebab binasanya umat terdahulu. Jika yang berbuat salah adalah para pejabat, orang kuat, tokoh, maka mereka selamat dan hukum tidak ditegakkan. Tapi, jika yang berbuat salah adalah rakyat biasa atu orang lemah, mereka dihukum, dipenjara, dan dilukai fisik dan rasa keadilannya. Perhatikan hadis berikut عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ قُرَيْشًا أَهَمَّهُمْ شَأْنُ الْمَرْأَةِ الْمَخْزُومِيَّةِ الَّتِي سَرَقَتْ فَقَالُوا وَمَنْ يُكَلِّمُ فِيهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا وَمَنْ يَجْتَرِئُ عَلَيْهِ إِلَّا أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ حِبُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَلَّمَهُ أُسَامَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَشْفَعُ فِي حَدٍّ مِنْ حُدُودِ اللَّهِ ثُمَّ قَامَ فَاخْتَطَبَ ثُمَّ قَالَ إِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ قَبْلَكُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا إِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الشَّرِيفُ تَرَكُوهُ وَإِذَا سَرَقَ فِيهِمْ الضَّعِيفُ أَقَامُوا عَلَيْهِ الْحَدَّ وَايْمُ اللَّهِ لَوْ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ سَرَقَتْ لَقَطَعْتُ يَدَهَا Dari Aisyah radhiallahu anha bahwa orang-orang Quraisy sedang menghadapi persoalan yang menggelisahkan, yaitu tentang seorang wanita tokoh Bani Makhzumiyah yang mencuri lalu mereka berkata, “Siapa yang mau merundingkan masalah ini kepada Rasulullah ﷺ ?” Sebagian mereka berkata, “Tidak ada yang berani menghadap beliau kecuali Usamah bin Zaid, orang kesayangan Rasulullah ﷺ. Usamah pun menyampaikan masalah tersebut lalu Rasulullah ﷺ bersabda “Apakah kamu meminta keringanan atas pelanggaran terhadap aturan Allah?” Kemudian beliau berdiri menyampaikan khuthbah lalu bersabda “Orang-orang sebelum kalian menjadi binasa karena apabila ada orang dari kalangan terhormat pejabat, penguasa, elit masyarakat mereka mencuri, mereka membiarkannya dan apabila ada orang dari kalangan rendah masyarakat rendahan, rakyat biasa mereka mencuri mereka menegakkan sanksi hukuman atasnya. Demi Allah, sendainya Fathimah binti Muhammad mencuri, pasti aku potong tangannya”. HR. Al-Bukhari No. 3475 Kita melihat sikap tegas Rasulullah ﷺ kepada Usamah bin Zaid radhiallahu anhu, yang dianggap oleh suku Bani Makhzum sebagai “orang dalam” di lingkungan Rasulullah ﷺ yang bisa meluluhkan Rasulullah ﷺ untuk meringankan atau membatalkan hukuman atas wanita yang mencuri itu. Tapi, jawaban Rasulullah ﷺ adalah tegas, bahwa sebab kehancuran umat terdahulu karena ketidakadilan dalam penerapan hukum. Baca Juga Kisah Nabi Hud dan Penyebab Dibinasakannya Kaum Aad 2 Banyak Bertanya Maksud banyak bertanya’ yaitu pertanyaan yang tidak bermanfaat, memberatkan, dan mengundang fitnah. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah dalam hadis berikut ﷺ. كَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ Abu Hurairah bercerita bahwa dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda “Apa yang telah aku larang untukmu maka jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena mereka banyak bertanya dan sering berselisih dengan para Nabi mereka.” HR Muslim No. 1337 Baca Juga Syekh Ali Jaber Alhamdulillah Saya Selamat dari Pembunuhan Contohnya adalah pertanyaan Bani Israil kepada Nabi Musa Alaihissalam, yang bertele-tele dan tidak penting tentang sapi yang Allah Ta’ala perintahkan untuk disembelih. Tujuannya agar tidak jadi mereka sembelih, tapi Nabi Musa menjawabnya dengan sabar. Akhirnya mereka pun menyembelihnya. Hal diabadikan dalam Al-Qur’an قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا لَوْنُهَا ۚ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَاءُ فَاقِعٌ لَوْنُهَا تَسُرُّ النَّاظِرِينَ قَالُوا ادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّنْ لَنَا مَا هِيَ إِنَّ الْبَقَرَ تَشَابَهَ عَلَيْنَا وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ لَمُهْتَدُونَ قَالَ إِنَّهُ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ لَا ذَلُولٌ تُثِيرُ الْأَرْضَ وَلَا تَسْقِي الْحَرْثَ مُسَلَّمَةٌ لَا شِيَةَ فِيهَا ۚ قَالُوا الْآنَ جِئْتَ بِالْحَقِّ ۚ فَذَبَحُوهَا وَمَا كَادُوا يَفْعَلُونَ Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami apa warnanya.” Dia Musa menjawab, “Dia Allah berfirman, bahwa sapi itu adalah sapi betina yang kuning tua warnanya, yang menyenangkan orang-orang yang memandangnya.” Mereka berkata, “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang sapi betina itu. Karena sesungguhnya sapi itu belum jelas bagi kami, dan jika Allah menghendaki, niscaya kami mendapat petunjuk.” Dia Musa menjawab “Dia Allah berfirman, sapi itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak [pula] untuk mengairi tanaman, sehat, dan tanpa belang.” Mereka berkata, “Sekarang barulah engkau menerangkan hal yang sebenarnya.” Lalu mereka menyembelihnya, dan nyaris mereka tidak melaksanakan perintah itu. QS. Al-Baqarah 69-71 Hari ini, tidak sedikit orang yang mengaku muslim mempertanyakan Islam bukan untuk mencari ilmu atau memperbagus kualitas diri, tapi bertanya untuk memperberat diri dan memunculkan kegaduhan, yang dengannya menganulir ketetapan-ketetapan agama. Mengapa warisan lebih banyak kaum laki-laki? Kenapa Islam membolehkan poligami? Mengapa ada jihad dalam Islam? Mengapa memperebutkan Al-Aqsha? Dan seterusnya. Namun, tidak semua pertanyaan itu tercela. Al-Qur’an sendiri menceritakan banyak pertanyaan dari manusia tentang hal-hal baik dan bermanfaat seperti – Yas’alunaka anil anfaal mereka bertanya kepadamu tentang harta rampasan perang – Yas’alunaka anir ruuh mereka bertanya kepadamu tentang ruh – Yas’alunaka anil mahidh mereka bertanya kepadamu tentang haid – Yas’alunaka anil ahillah mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit – Yas’alunaka anis saa’ah mereka bertanya kepadamu tentang kiamat Oleh karena itu, Syeikh Ismail Al Anshari rahimahullah mengatakan “Para ulama telah membagi pertanyaan menjadi dua jenis. Pertama, pertanyaan untuk mengetahui hal yang dibutuhkan berupa urusan agama. Ini justru diperintahkan karena Allah Ta’ala berfirman Bertanyalah kepada ahludz dzikr jika kalian tidak mengetahui, dan pada jenis inilah turunnya pertanyaan para sahabat tentang Al-Anfal [rampasan perang], Kalaalah, dan selain keduanya. Kedua, pertanyaan dengan kepentingan untuk menyakiti dan memberatkan, dan inilah yang dilarang.” At Tuhfah Ar Rabbaniyah, Syarah Hadits Arbain No. 9. Allah ﷻ menegaskan larangan bertanya yang menyulitkan diri sendiri يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَسْأَلُوا عَنْ أَشْيَاءَ إِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan kepada Nabimu hal-hal yang jika diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu.” QS. Al Maidah 101 Imam Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan “Dan jika kalian tanyakan penjelasannya setelah turunnya perintah niscaya akan dijelaskan kepada kalian. Dan janganlah kalian menanyakan tentang sesuatu sebelum terjadinya, karena barangkali hal itu menjadi haram lantaran adanya pertanyaan itu. Baca Juga Dahsyatya Gempa yang Menimpa Umat Nabi Syu’aib, Ini Sebabnya 3 Menyelisihi Para Nabi Alaihimussalam Yaitu meninggalkan ajaran Nabi dan mengambil ajaran lain selain ajaran para nabi, dalam konteks zaman kita tentu menyelisihi ajaran Nabi Muhammad ﷺ. Jika meninggalkan, menyelisihi, sudah cukup menjadi sebab kehancuran suatu umat. Apalagi memerangi ajaran para Nabi Alaihimussalam, seperti mendiskreditkan Islam, fobia kepada hal-hal beraroma Islam, dan memusuhi para ulama yang tulus serta para pejuangnya. Kita lihat lagi keterangan hadits dalam poin ke dua di atas كَانَ أَبُو هُرَيْرَةَ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوهُ وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَافْعَلُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلَافُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ Abu Hurairah bercerita bahwa dia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda “Apa yang telah Aku larang untukmu maka jauhilah. Dan apa yang kuperintahkan kepadamu, maka kerjakanlah dengan sekuat tenaga kalian. Sesungguhnya umat sebelum kalian binasa karena mereka banyak bertanya, dan sering berselisih dengan para Nabi mereka.” HR. Muslim No. 1337 Imam Ibnu Allan rahimahullah mengatakan “Faedah dari hadits ini adalah haramnya berselisih dengan para Nabi dan banyak bertanya tanpa keperluan mendesak, karena hal itu dijanjikan dengan datangnya kebinasaan. Ancaman keras terhadap sesuatu menunjukkan haramnya hal tersebut bahkan dosa besar. Karena, berselisih itu menjadi sebab pecahnya hati dan lemahnya agama, dan hal itu haram. Maka apa pun yang menjadi sebab kepadanya dia haram juga. Dalilul Faalihin, 2/415 Apa yang tertera dalam hadits ini sejalan dengan firman Allah Ta’ala فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ “…Maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat fitnah atau ditimpa azab yang pedih. QS. An Nuur Ayat 63 Syahidul Islam, Syaikh Sayyid Quthb rahimahullah mengatakan maka hendaklah orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan yaitu bala-bencana ditimpa azab yang pedih yaitu di akhirat. Abu Hayyan berkata, menyelisihi Rasulullah ﷺ menjadi sebab datangnya musibah bencana dan adzab yang pedih. Fi Zhilalil Quran, 5/402 Berlalu sudah sejarah manusia tentang binasanya kaum Nabi Nuh, kaum Nabi Luth, kaum Aad, kaum Tsamud, dan lainnya, yang menyelisihi ajaran Nabi mereka, lalu Allah Ta’ala binasakan mereka. Kejayaan mereka hilang sekejap, dan saat ini kita bisa melihat kebenaran peristiwa kehancuran mereka melalui fosil-fosil mereka baik gedung, tiang, dan mayit mereka yang membatu. Semoga Allah Ta’ala meyanyangi kita dan menjauhkan kita dari bala bencana. Baca Juga Kisah Nabi Luth dan Kaum Sodom yang Ditenggelamkan di Laut Mati. Wallahu Ta’ala A’lam. */sumber Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di sebuah lantai hutan yang basah, burung madu gunung mengais lumut untuk menjadikannya bahan pembuatan sarang. Burung itu terbang tepat ketika orangutan melompat ke arah ranting Pohon Ulin yang gagah dan tinggi, pohon yang hanya ada di Kalimantan, spesies yang mendiami ekosistem hutan hujan tropis ceria dengan cara mereka sendiri. Namun siapa sangka, mereka menghadapi suhu panas yang mencekam dan perusakan habitat yang masif. Perubahan iklim mengancam kelangsungan hidup para sahabat hutan itu. Mungkin hanya butuh beberapa puluh tahun lagi satu per satu dari mereka akan salah satu dampak yang mungkin terjadi karena perubahan iklim. Sejumlah spesies dipengaruhi secara fisiologis oleh iklim. Peningkatan karbon dioksida CO2 di atmosfer menyebabkan peningkatan suhu, naiknya permukaan laut, dan menurunnya curah hujan. Perubahan intensitas, frekuensi, dan tingkat gangguan ekosistem seperti kebakaran, badai siklon tropis, kekeringan, dan banjir juga menyebabkan vegetasi hutan berada di bawah tekanan. World Meteorological Organization WMO melaporkan bahwa suhu rata-rata atmosfer mengalami peningkatan sebesar 1,1 0C per tahun dibandingkan sebelum revolusi industri. Hal ini menjadikan 2017 sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat. Kondisi ini menyebabkan sekitar 700 spesies hewan dan tumbuhan di bumi terancam punah. Bahkan dunia sekarang memasuki generasi keenam dari kepunahan massal akibat aktivitas antropogenik. Dalam penelitiannya yang diterbitkan di Jurnal Nature, Thomas dkk memperkirakan, jika spesies di hutan terus menerus hidup dalam kisaran suhu yang tinggi, maka sekitar 15 hingga 37 persen spesies akan mengalami kepunahan di tahun 2050. Parahnya lagi, banyak keanekaragaman hayati di hutan tropis, seperti Indonesia, bahkan belum terungkap dan hanya perubahan iklim, hutan Indonesia juga menghadapi ancaman kebakaran hutan yang bisa saja datang setiap saat. Kebakaran hutan menjadi krisis lingkungan paling buruk yang pernah dialami Indonesia. Pada tahun 2015, luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mencapai 2,6 juta hektar, setara dengan empat setengah kali luas Pulau Bali. Emisi gas rumah kaca GRK yang dikeluarkan dari kebakaran tersebut mencapai 1,62 miliar metrik ton CO2 dalam kurun waktu Juni hingga Oktober 2015. Kondisi tersebut, berdasarkan data WRI Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai penghasil emisi terbesar keempat di dunia, melonjak dari peringkat 6 dalam kurun waktu 6 minggu. Emisi GRK tersebut menjadi yang paling parah kedua dalam dua dekade terakhir, setelah kebakaran pada tahun Bank mengestimasikan, kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan di Indonesia pada tahun 2015 mencapai Rp. 221 triliun, setara dengan 1,9 persen dari Produk Domestik Bruto PDB. Angka ini lebih besar 2 kali lipat dibandingkan biaya pemulihan yang dibutuhkan dari tsunami Aceh. Analisis tersebut termasuk dampak terhadap pertanian, kehutanan, perdagangan, pariwisata, dan transportasi. Tak hanya itu, kebakaran hutan juga berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Jutaan masyarakat Indonesia terpapar asap berbahaya, yang menimbulkan masalah pernapasan karena tingginya konsentrasi PM 2, hutan mayoritas disebabkan karena pembersihan lahan untuk tujuan pertanian dan perkebunan, baik oleh perusahaan maupun individu dari kalangan petani skala kecil. Akan tetapi, pada 2015, kebakaran hutan juga diperparah oleh kekeringan berkepenjangan sebagai dampak El Nino, yang mengakibatkan api menjalar lebih luas sehingga merusak hutan tropis dan lahan peristiwa mengerikan di atas hanyalah contoh yang terjadi pada hari ini. Di hari esok dan masa depan, kita tidak pernah tahu seberapa besar kerusakan yang akan terjadi dan dampak yang akan dirasakan oleh generasi yang akan datang. Hutan telah menjadi bagian integral dari bangsa Indonesia. Bangsa kita hidup dan bergantung dari sumber daya hutan. Sehingga masa depan hutan adalah masa depan bangsa Indonesia. Sudah saatnya seluruh lapisan masyarakat membuka mata, di tangan kita lah, masa depan hutan dan bangsa Indonesia dipertaruhkan. Lihat Nature Selengkapnya Oleh Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali Nubuwat al-Qur’an Tentang Kebinasaan Bangsa Yahudi Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin yang dimuliakan Allah… Berbesar hatilah, karena Allah Azza wa Jalla berfirman وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا فَإِذَا جَاء وَعْدُ أُولاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَا أُوْلِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُواْ خِلاَلَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولاً ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاء وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوؤُواْ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواْ الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوْاْ تَتْبِيرًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يَرْحَمَكُمْ وَإِنْ عُدتُّمْ عُدْنَا وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا “Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi Ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. Maka apabila datang saat hukuman bagi kejahatan pertama dari kedua kejahatan itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi kejahatan yang kedua, Kami datangkan orang-orang lain untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmatNya kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada kedurhakaan niscaya kami kembali mengazabmu dan kami jadikan Neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.” QS al-Israa’ 174-8 Pertama Ayat ini menegaskan terjadinya dua kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil. Sekiranya dua kerusakan yang dimaksud sudah terjadi pada masa lampau, maka sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan berkali-kali, bukan hanya dua kali saja. Akan tetapi yang dimaksudkan di dalam Al-Qur’an ini merupakan puncak kerusakan yang mereka lakukan. Oleh karena itulah Allah mengirim kepada mereka hamba-hamba-Nya yang akan menimpakan azab yang sangat pedih kepada mereka. Kedua Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu. Sedangkan ayat di atas menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh-musuh yang telah menimpakan azab saat mereka berbuat kerusakan yang pertama. Allah mengatakan “Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.” Ketiga Sekiranya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan itu adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak akan diberitakan dengan lafazh idza, sebab lafazh tersebut mengandung makna zharfiyah keterangan waktu dan syarthiyah syarat untuk masa mendatang, bukan masa yang telah lalu. Sekiranya kedua kerusakan itu terjadi di masa lampau, tentulah lafazh yang digunakan adalah lamma bukan idza. Juga katalatufsidunna Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan, huruf laam dan nuun berfungsi sebagai ta’kidpenegasan pada masa mendatang. Keempat Demikian pula firman Allah “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang terjadi pada masa mendatang. Sebab tidaklah disebut janji kecuali untuk sesuatu yang belum terlaksana. Kelima Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala. Namun bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan dalam ayat di atas “Kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar”. Sifat tersebut mengisyaratkan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang beriman, bukan orang-orang musyrik atau penyembah berhala. Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk tasyrif penghormatan. Sementara kehormatan dan kemuliaan itu hanyalah milik orang-orang yang beriman. Keenam Dalam aksi pengrusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan-bangunan yang menjulang tinggi gedung pencakar langit. Sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan-bangunan tersebut. Kesimpulan Hakikat dan analisa ayat-ayat di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat al-Israa’ di atas. Realita Sekarang ini bangsa Yahudi memiliki daulah di Baitul Maqdis. Mereka banyak berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka membunuhi kaum wanita, orang tua, anak-anak yang tidak mampu apa-apa dan tidak dapat melarikan diri. Mereka membakar tempat isra’ Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam dan merobek-robek kitabullah. Mereka melakukan kejahatan di mana-mana hingga mencapai puncaknya. Mereka menyebarkan kenistaan, kemaksiatan, kehinaan, pertumpahan darah, pelecehan kehormatan kaum muslimin, penyiksaan dan pelanggaran perjanjian. Jadi, aksi pengerusakan yang kedua sedang berlangsung sekarang dan telah mencapai titik klimaks dan telah mencapai puncaknya. Sebab tidak ada lagi aksi pengerusakan yang lebih keji daripada yang berlangsung sekarang. Adakah aksi yang lebih keji daripada membakar rumah Allah? Adakah aksi pengerusakan yang lebih jahat daripada merobek-robek kitabullah dan menginjak-injaknya? Adakah aksi pengerusakan yang lebih sadis daripada membunuhi anak-anak, orang tua dan kaum wanita serta mematahkan tulang mereka dengan bebatuan? Adakah aksi pengerusakan yang lebih besar daripada pernyataan perang secara terang-terangan siang dan malam melawan Islam dan para juru dakwahnya? Sungguh demi Allah, itu semua merupakan aksi pengerusakan yang tiada tara!!! Lalu Allah Azza wa Jalla melanjutkan firman-Nya “dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”. Artinya, hamba-hamba Allah kelak akan meruntuhkan apa saja yang dibangun dan dikuasai oleh bangsa Yahudi. Mereka akan menggoyang benteng Yahudi dan meluluhlantakkan serta meratakannya dengan tanah. Sebelumnya, tidak pernah disaksikan bangunan-bangunan menjulang tinggi di tanah Palestina kecuali pada masa kekuasaan Zionis sekarang ini. Gedung-gedung pencakar langit dan rumah-rumah pemukiman dibangun di setiap jengkal tanah Palestina yang diberkahi. Kami katakan kepada mereka Dirikanlah terus wahai anak keturunan Zionis, tinggikan bangunan sesukamu! Sesungguhnya kehancuran kalian di situ dengan izin Allah. Dan tak lama lagi kalian akan luluhlantak dan tertimpa bangunan kalian itu! Dan Allah takkan memungkiri janjinya “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana”. Penguasaan Masjidil Aqsha tidak disebutkan pada kali yang pertama dan disebutkan pada kali yang kedua. Sebab penguasaan Masjidil Aqsha oleh kaum muslimin akan berakhir. Kalaulah belum berakhir berarti penguasaan yang kedua merupakan lanjutan dari yang pertama. Akan tetapi berhubung penguasaan Masjidil Aqsha yang pertama akan berakhir, maka penguasaan untuk yang kedua kalinya merupakan peristiwa baru. Dan itulah realita yang terjadi! Penguasaan pertama telah berakhir sesudah bangsa Yahudi menguasai al-Quds serta beberapa wilayah tanah Palestina lainnya dalam satu serangan yang sangat sporadis pada tahun 1967, orang-orang menyebutnya tahun kekalahan. Sebelumnya pada tahun 1948 mereka sebut dengan tahun kemalangan. Penguasaan yang pertama berakhir disebutkan karena adanya faktor penghalang yang menghalangi kaum muslimin untuk menguasainya. Penghalang itu merupakan musuh bagi Islam dan kaum muslimin. Dan cukuplah Yahudi sebagai musuh bebuyutan yang sangat menentang Islam, kaum muslimin dan para pembela Islam. Maka kita harus membebaskan tanah kita yang dirampas dan membuat perhitungan dengan mereka serta menyalakan api kebencian terhadap mereka!!! Sudah tergambar pada wajah mereka tanda-tanda kemalangan dan kehinaan. Kaum muslimin akan kembali menguasai Masjidil Aqsha –insya Allah- sebagaimana kaum salafus shalih menguasainya pertama kali. Sebab kehancuran kedua yang telah dijanjikan oleh Allah dalam firman-Nya “dan apabila datang saat hukuman bagi kejahatan yang kedua, Kami datangkan orang-orang lain untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama”. Kita sedang menanti peristiwa itu sebagai kebenaran janji Allah dan kebenaran berita-berita RasulullahShallallahu alaihi wa Salam. Pada hari itu kaum muslimin bergembira dengan pertolongan dari Allah Azza wa Jalla.[2] Nubuwat as-Sunnah ash-Shahihah tentang Kebinasaan Bangsa Yahudi Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam telah mengabarkan bahwa kaum muslimin akan berperang melawan bangsa Yahudi, beliau Shallallahu alaihi wa Salam bersabda “Tidak akan tiba hari kiamat sehingga kaum muslimin berperang melawan Yahudi. Sampai-sampai apabila orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pohon dan batu itu akan berseru, wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi ada bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.” Muttafaq alaihi dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu. Diriwayatkan oleh Syaikhaini Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam bersabda “Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi, sampai-sampai mereka bersembunyi di balik batu, maka batu itupun berkata, wahai hamba Allah, ini ada Yahudi di belakangku, bunuhlah dia!’.” Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa Pertama Akan datang masa sebelum datangnya hari kiamat bahwa kaum muslimin dan bangsa Yahudi akan mengalami peperangan besar dan ini adalah suatu hal yang pasti akan terjadi. Kedua Bangsa Yahudi akan dibantai oleh kaum muslimin, dan hal ini terjadinya di bumi Palestina, dan saat itu seluruh pepohonan dan bebatuan yang dijadikan tempat persembunyian bangsa Yahudi akan berseru memanggil kaum muslimin untuk membunuh mereka, kecuali pohon Ghorqod. Ketiga Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan berada di tangan Islam dan kehinaan akan meliputi bangsa Yahudi yang terlaknat dan terkutuk. Keempat Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma di atas, dimana Nabi Shallallahu alaihi wa Salam bersabda “latuqootilunna” Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi yang disertai dengan lam dan nun sebagai ta’kidpenegasan akan kepastian hal ini. Khithab seruan Nabi ini adalah kepada para sahabat, hal ini menunjukkan secara sharih bahwa masa depan adalah milik Islam saja –biidznillahi-, namun haruslah dengan metode para sahabat Nabi dan kaum salaf yang shalih. Kelima Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu anhu di atas, dimana Nabi Shallallahu alaihi wa Salam bersabda tentang seruan batu dan pohon “Wahai muslim, wahai hamba Allah…” yang menunjukkan manhaj tarbawi pendidikan ishlahi pembenahan yang ditegakkan di atas manifestasi tauhid dan al-Ubudiyah penghambaan yang merupakan cara di dalam menegakkan syariat Islam di muka bumi dan melanggengkan kehidupan Islami berdasarkan manhaj nabawi.[3] Tha`ifah al-Manshurah adalah Pembebas Negeri Syam al-Muqoddasah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberkahi negeri Syam di dalam kitab-Nya al-Majid yang terpuji di dalam 5 ayat, sebagai berikut “Dan kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang kami Telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” QS al-Anbiyaa’ 2171 “Dan telah kami tundukkan untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya, dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS al-Anbiyaa’ 2181 “Dan kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya, dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik sebagai janji untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka, dan kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” QS al-A’raaf 7137 “Dan kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu jarak-jarak perjalanan, berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.” QS Sabaa` 3418 “Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” QS al-Israa` 171 Seluruh ayat di atas menunjukkan akan keutamaan dan keberkahan negeri Syam, tidak diketahui adanya perselisihan para ulama tafsir tentangnya. Negeri Syam adalah negeri yang memiliki fadhilah keutamaan dibandingkan negeri-negeri lainnya. Di negeri inilah risalah-risalah kenabian banyak diturunkan, para rasul banyak diutus dan menjadi tempat hijrah para Nabi Allah. Di dalamnya terdapat kiblat pertama kaum muslimin, di-isra`kannya Nabi Shallallahu alaihi wa Salam. Di dalamnya Dajjal akan binasa di tangan al-Masih alaihi Salam, demikian pula Ya’juj dan Ma’juj serta bangsa Yahudi akan binasa. Namun negeri ini kini terampas dan terjajah, dirampas dan dijajah oleh bangsa terburuk di muka bumi ini. Namun penjajahan mereka atas bumi Palestina dan Syam adalah penggalian kuburan bagi mereka sendiri. Karena Nabi yang mulia telah memilih negeri ini sebagai bangkitnya ath-Tha`ifah al-Manshurah golongan yang mendapat pertolongan yang akan membinasakan bangsa Yahudi dan membebaskan negeri Syam dari kekuasaan mereka serta menegakkan Islam sebagai agama yang haq. Berikut ini adalah hadits-hadits yang menjelaskannya Pertama Hadits Imran bin Hushain radhiyallahu anhu “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku, yang berperang di atas kebenaran, yang menampakkan kebenaran terhadap orang-orang yang mencela mereka, hingga terbunuhnya orang yang terakhir dari mereka, yaitu al-Masih ad-Dajjal.” HR Abu Dawud 2484; Ahmad IV/329 dan IV/343; ad-Daulabi dalam al-Kuna II/8; al-Lalika`i dalam Syarh I’tiqod Ushulis Sunnah no. 169; dan al-Hakim IV/450; dari jalan Hammad bin Salamah, meriwayatkan dari Qotadah, dari Mutharif. Al-Hakim berkata “Shahih menurut syarat Muslim” dan Imam adz-Dzahabi menyepakatinya. Syaikh Salim berkata “Hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh al-Hakim”. Dan menyertai tabi’ riwayat ini adalah riwayat dari Abul Alaa` bin asy-Syakhir dari saudaranya Mutharif, dikeluarkan oleh Ahmad IV/434, dan Syaikh Salim berkomentar “isnadnya shahih menurut syarat imam yang enam.” Kedua Hadits Salamah bin Nufail radhiyallahu anhu “Saat ini akan tiba masa berperang, akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan kebenaran di hadapan manusia, Allah mengangkat hati-hati suatu kaum, mereka akan memeranginya dan Allah Azza wa Jalla menganugerahkan kepada mereka kemenangan, dan mereka tetap dalam keadaan demikian, ketahuilah bahwa pusat negeri kaum mukminin itu berada di Syam, dan ikatan tali itu tertambat di punuk kebaikan hingga datangnya hari kiamat.” HR Ahmad IV/104; an-Nasa`i VI/214-215; Ibnu Hibban 1617-Mawarid; al-Bazzar dalam Kasyful Astaar 1419; dari jalan al-Walid bin Abdurrahman al-Jarsyi dari Jabir bin Nufair. Syaikh Salim berkata “Dan isnad ini shahih menurut syarat Muslim.” Ketiga Hadits Qurrah radhiyallahu anhu “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya hari kiamat.” HR at-Tirmidzi 2192; Ahmad V/34; al-Lalika`i 172; Ibnu Hibban 61; al-Hakim di dalam Ma’rifatu Ulumul Hadits hal. 2; dari jalan Syu’bah bin Mu’awiyah bin Qurrah, dari ayahnya secara marfu’ Imam at-Tirmidzi berkata “hadits hasan shahih.” Syaikh Salim berkomentar “Hadits ini shahih menurut syarat Syaikhaini Bukhari dan Muslim.” Keempat Hadits Sa’ad bin Abi Waqqosh radhiyallahu anhu yang memiliki dua lafazh yang berbeda, yaitu Pertama Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan diri di atas kebenaran, yang senantiasa perkasa hingga hari kiamat.” HR al-Lalika`i di dalam Syarh Ushul I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah 170. Kedua Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam “Akan senantiasa penduduk Maghrib barat menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” HR Muslim XIII/68-Nawawi; Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah III/95-96; as-Sahmi di dalam Tarikh Jurjaan 467; dan selainnya dari jalan Abu Utsman al-Hindi Syaikh Salim berkomentar “Iya, Rasulullah Shallallahu alaihi wa Salam telah menjelaskan negeri al-Firqah an-Najiyah dengan penjelasan yang terang yang tidak ada lagi keraguan padanya, dan beliau mengabarkan bahwa negeri itu adalah Syam yang diberkahi dan penuh kebaikan.” Dan penjelasan Syaikh Salim al-Hilali di sini ditopang oleh penjelasan berikut Hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Umair dari Malik bin Yakhomir, Mu’adz berkata “Dan mereka ini ath-Tha`ifah al-Manshurah berada di Syam.” Dan ucapan ini dihukumi marfu’ karena tidaklah diucapkan dengan ra’yu pendapat dan ijtihad. Hadits Sa’ad di atas “Akan senantiasa penduduk Maghrib barat menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu menukil dalam kitabnya Manaqib asy-Syam wa Ahluhu hal. 72-77 ucapan Imam Ahmad bin Hanbal “Penduduk Maghrib, mereka adalah penduduk Syam. Syaikh Salim mengomentari “Saya sepakat dengan dua alasan Pertama adalah, bahwa seluruh hadits-hadits di atas menjelaskan bahwa mereka adalah penduduk Syam. Kedua, bahasa Nabi Shallallahu alaihi wa Salam dan penduduk Madinah tentang “penduduk Maghrib barat” maksudnya adalah penduduk Syam, karena mereka penduduk Maghrib berada di barat mereka Rasulullah dan para sahabatnya, sebagaimana bahasa mereka tentang “penduduk Masyriq timur” adalah penduduk Nejed dan Irak. Karena Maghrib barat dan Masyriq timur adalah perkara yang nisbi relatif. Seluruh negeri yang memiliki barat maka bisa jadi merupakan bagian timur bagi negeri lainnya dan sebaliknya. Dan yang menjadi pertimbangan di dalam ucapan Nabi Shallallahu alaihi wa Salam ini tentang barat dan timur adalah tempat beliau mengucapkan hadits ini, yaitu Madinah.” Kesimpulan Negeri Syam adalah negeri ath-Tha`ifah al-Manshurah yang akan menampakkan kebenaran, tidaklah akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi dan mencela mereka, mereka akan mendapatkan kemenangan dari Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian sampai datangnya hari kiamat. Ath-Tha’ifah al-Manshurah inilah yang akan memenangkan Islam dan membebaskan negeri Syam dari belenggu penjajahan bangsa Yahudi yang terlaknat, dan merekalah yang akan membinasakan bangsa Yahudi terlaknat ini. Catatan Kaki [1] Sengaja kami pilih kata Nubuwat daripada kata ramalan, karena kata nubuwat lebih sesuai dan pantas daripada penggunaan kata ramalan. Kata ramalan seringkali berasosiasi dengan klenik, khurafat, takhayul ataupun metafisika. Sedangkan nubuwat maka asosiasinya adalah dengan wahyu al-Qur’an atau as-Sunnah yang shahih. [2] Disarikan dari “Jama’ah-Jama’ah Islamiyah Ditimbang Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah” terj. Al-Jama’at al-Islamiyyah fi Dhou’il Kitaabi was Sunnah, karya Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly, pent. Ust. Abu Ihsan al-Atsari, Pustaka Imam Bukhari, Jilid I, cet. I, Juni 2003, hal. 90-108. [3] Dipetik secara ringkas dan bebas dari artikel yang berjudul Haditsu Qitaali al-Yahuudi Riwaayatan *Disarikan dari artikel yang berjudul ath-Tha`ifah al-Manshurah wal Bilaad al-Muqoddasah, karya Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, dalam Majalah al-Asholah, no. 30, th, V, hal. 17-21. Kamis, 26 Zulqaidah 1444 H / 3 Juni 2010 1750 wib views Oleh Fauzan Al-AnshariPimpinan Pesantren Tahfidz Al-Qur’an Anshorulloh Ciamis Kejahatan Yahudi Tragedi Flotilla pekan lalu benar-benar menggetarkan hati manusia di seluruh dunia yang masih memiliki nurani kemanusiaan. Sehingga kutukan terhadap kebiadaban Israel terus mengalir dari berbagai belahan dunia. Tragedi itu menunjukkan dengan kasat mata, betapa kejahatan Israel tidak memandang agama, ras, dan nilai-nilai kemanusiaan. Pokoknya siapa saja yang menentang kebijakan Israel memblokade Gaza akan mereka serang dengan cara apa pun. Kejahatan semacam ini belum seberapa dibandingkan dengan kejahatan nenek moyang mereka terhadap para Nabi. Berikut ini sejumlah kejahatan Yahudi yang direkam oleh Al-Qur’an dan Hadits. Allah Ta'ala berfirman وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا "Dan telah Kami tetapkan bagi Israil dalam al-Kitab itu “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. QS. Al-Isra 4 Kejahatan Yahudi disebabkan sifat dengki mereka وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ “Sebagian besar Ahli Kitab Yahudi menginginkan sekali agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena kedengkian yang timbul dari diri mereka sendiri setelah nyata bagi mereka kebenaran......". QS. Al-Baqarah 109 Makar jahat mereka yang pertama terjadi pada zaman Nabi Ya’qub, moyang mereka. Mereka berkeinginan menyingkirkan saudaranya sendiri, Yusuf yang berakhlaq mulia sehingga mereka lebih dicintai bapaknya. 7-18. Kegemaran mereka membunuh para Nabi dan Rasul seperti membunuh Nabi Yahya secara kejam yaitu memenggal lehernya dan kepalanya diletakkan di nampan emas. Nabi Zakaria juga dibunuh secara keji, yaitu dengan digergaji tubuhnya. Kedua pembunuhan ini terjadi pada masa pemerintahan raja Herodes. Mereka juga gemar membunuh orang-orang sholeh lainnya. إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi tanpa alasan yang benar, dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka dengan siksa yang pedih". QS. Ali Imran 21 Yahudi telah membunuh para Nabi dan Rasul seperti membunuh Nabi Yahya secara kejam dengan memenggal lehernya dan kepalanya diletakkan di nampan emas. Nabi Zakaria juga dibunuh secara keji dengan digergaji tubuhnya. Nabi Isa pun tidak luput dari rencana busuk mereka, akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala menyelamatkannya. “Dan karena ucapan mereka Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih Isa ibnu Maryam Rasul Allah”. Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh dan salib itu ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka Yudas Iskaryot. Sesungguhnya orang yang berselisih paham tentang pembunuhan Isa benar-benar dalam keraguan tentang yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak yakin bahwa yang mereka bunuh itu Isa”. QS. An-Nisa’ 157. Zu Nuwas adalah seorang raja Yahudi Najran di Yaman yang sangat fanatik, tidak ingin ada agama lain di daerah kekuasaannya. Alkisah ada sekelompok pengikut Nabi Isa yang setia Nasrani, ketahuan oleh mata-mata kerajaan. Lalu mereka dipaksa murtad dan masuk Yahudi, siapa tidak mau akan dibakar hidup-hidup. Raja Zu Nuwas memerintahkan pasukannya untuk menggali parit dan menyiapkan kayu bakar, yang akan digunakan untuk membakar umat Nasrani yang tidak mau murtad. Kejadian ini dikisahkan di dalam Al-Qur’an "Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi dinyalakan dengan kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu, melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". QS. al-Buruj 4-8 Singkat cerita, kejahatan Yahudi pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam-pun tak kurang kejinya. Yahudi Bani Qainuqa' adalah Yahudi pertama yang mengingkari janjinya dengan Rasulullah, pemicunya adalah diganggunya seorang muslimah yang datang ke pasar mereka. Ia duduk di depan salah seorang pengrajin perhiasaan, mereka merayunya agar membuka cadar yang dipakainya namun ia menolak. Lalu si pengrajin menarik ujung baju si wanita dan mengikatkannya ke punggung wanita tadi, ketika berdiri terbukalah auratnya, lalu mereka menertawakannya. Sang wanita pun berteriak minta tolong. Seorang lelaki muslim mendengar lalu menerjang si pengrajin dan membunuhnya. Melihat kejadian itu orang-orang Yahudi mengerumuninya, dan beramai-ramai membunuh lelaki muslim tersebut. Mendengar berita kematian lelaki itu, maka keluarganya menuntut pertanggungjawaban orang-orang Yahudi. Maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam datang bersama para sahabat mengepung mereka selama 15 malam. Atas perintah beliau mereka diberi hukuman untuk meninggalkan Madinah. Yahudi Bani Nadhir melakukan pengkhianatan yang kedua. Suatu saat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pergi ke perkampungan Yahudi bani Nadhir untuk meminta diyat denda dua orang muslim yang terbunuh dari Bani Amir, yang melakukan pembunuhan adalah Amr bin Umayyah Ad-Dhimari, seorang Yahudi. Permintaan itu diajukan karena sudah adanya ikatan perjanjian persahabatan antara Rasulullah dengan mereka. Ketika beliau datang mengutarakan maksud kedatangannya, mereka berkata “Baik wahai Abu Qasim! kami akan membantumu dengan apa yang engkau inginkan.” Pada saat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam duduk bersandar di dinding rumah mereka, kemudian mereka saling berbisik, kata mereka “Kalian tidak pernah mendapati lelaki itu dalam keadaan seperti sekarang ini, ini kesempatan buat kita. Karena itu hendaklah salah seorang dari kita naik ke atas rumah dan menjatuhkan batu karang ke arahnya”, dan untuk tugas ini diserahkan kepada Amr bin Jahsy bin Ka’ab. Lantas ia naik ke atas rumah guna melaksanakan rencana pembunuhan ini, tetapi Allah melindungi Rasul-Nya dari makar orang-orang Yahudi tersebut dengan mengirimkan berita lewat Malaikat Jibril tentang rencana jahat itu. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bergegas pulang ke Madinah, dan memberitahukan kepada para sahabatnya tentang usaha makar tersebut. Beliau memerintahkan para sahabatnya untuk bersiap-siap pergi memerangi mereka. Ketika orang Yahudi Bani Nadhir mengetahui kedatangan pasukan Rasulullah, mereka cepat pergi berlindung di balik benteng. Pasukan Islam mengepung perkampungan mereka selama 6 malam, beliau memerintahkan untuk menebang pohon kurma mereka dan membakarnya. Kemudian Allah memasukkan rasa gentar dan takut di hati mereka, sehingga mereka memohon izin kepada Rasulullah untuk keluar dari Madinah dan mengampuni nyawa mereka. Mereka juga meminta izin untuk membawa harta seberat yang mampu dipikul unta-unta mereka kecuali persenjataan, dan Rasulullah pun mengizinkannya. Peristiwa ini direkam oleh Al-Qur’an هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ "Dialah yag mengeluarkan orang-orang kafir di antara Ahli Kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari siksaan Allah, maka Allah mendatangkan kepada mereka hukuman dari arah yang mereka tidak sangka. Dan Allah menancapkan ketakutan di dalam hati mereka, dan memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah kejadian itu untuk menjadi pelajaran wahai orang yang mempunyai pandangan". QS. al-Hasyr 2 Yahudi Bani Quraizhah melakukan pengkhianatan yang ketiga. Mereka membentuk pasukan Koalisi al-Ahzab, antara pasukan musyrik dan pasukan Yahudi. Suku Quraisy dipimpin Abu Sufyan ibnu Harb, suku Gathafan di bawah pimpinan Uyainah ibnu Hushn, suku bani Murrah di bawah pimpinan Harits ibnu Auf dan suku-suku yang lain, sementara pasukan Yahudi bani Quraizhah akan menusuk dari belakang. Peperangan Al-Ahzab itu betul-betul menyesakkan dada kaum muslimin yang terkepung, apalagi tingkah golongan munafik yang membuat goyah pasukan Islam. Berkat kesabaran kaum muslimin, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala mengirim pasukan Malaikat dengan mendatangkan serangan berupa angin topan dan guntur yang memporak-porandakan pasukan koalisi. Mereka kocar-kacir, dan pulang ke tempat masing-masing dengan membawa kekalahan. Tinggallah Yahudi Bani Quraizhah, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengumumkan kepada pasukan Islam “Bagi mereka yang mau mendengar dan taat agar jangan shalat ashar kecuali di perkampungan Bani Quraizhah.” Kaum muslimin langsung bergerak menuju perkampungan Yahudi Bani Quraizah, dan mengepung mereka selama 25 malam. Orang-orang Yahudi tersebut benar-benar dicekam rasa ketakutan, lalu memohon kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar memberikan izin kepada mereka untuk keluar, sebagaimana yang beliau lakukan kepada Yahudi Bani Nadhir. Beliau menolak permohonan mereka, kecuali mereka keluar dan taat pada keputusan beliau. Kemudian Rasululah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyerahkan keputusan atas mereka kepada Sa’ad ibnu Mu’adz pemimpin suku Aus. Keputusan telah ditetapkan yaitu laki-laki dewasa dieksekusi, harta dirampas, anak-anak dan wanita menjadi tawanan. Hukuman terhadap pengkhianatan Bani Quraizhah lebih berat dari pada Bani Qainuqa' dan Bani Nadzir, karena dampak dari pengkhianatan mereka hampir saja merontokkan moral kaum muslimin dan membahayakan nyawa mereka semua. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا وَجُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَكَانَ اللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرًا إِذْ جَاءُوكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَإِذْ زَاغَتِ الْأَبْصَارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَنَاجِرَ وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا هُنَالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ وَزُلْزِلُوا زِلْزَالًا شَدِيدًا "Hai orang-orang yang beriman ingatlah akan nikmat Allah kepadamu, ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. Yaitu ketika datang musuh dari atas dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatanmu dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan, dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka disitulah diuji orang-orang mukmin, dan digoncangkan hatinya dengan goncangan yang sangat". QS. al-Ahzab 9-11 Kehancuran Yahudi Secara global Al-Qur’an mengabarkan kehancuran Yahudi, seperti firman-Nya فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآَخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا "Dan apabila datang saat hukuman bagi kejahatan Israel yang kedua, Kami datangkan orang-orang Islam di bawah pimpinan Imam Mahdi untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam Masjid Al-Aqsha, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama, dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa yang mereka kuasai”. QS. Al-Isra’ 7 Sejak 1948 Yahudi merampas tanah Palestina. Dan sejak 2006 sampai sekarang mereka memblokade Gaza. Sehingga sekitar 1,5 juta jiwa muslim terkurung rapat dari dunia luar. Berbagai upaya kemanusiaan untuk membantu mereka selalu digagalkan oleh Israel, termasuk misi kemanusiaan yang baru saja diserang pasukan komando Israel di perairan Gaza Laut Mediterania. Tidak ada kekuatan di dunia ini yang mampu menghentikan kebiadaban Israel. Pengepungan dan pemenjaraan massal oleh penjajah Israel dengan pembangunan tembok pemisah dimulai 16 Juni 2002 di Tepi Barat dengan dalih pengamanan. Panjang tembok tersebut mencapai 721 km sepanjang Tepi Barat, tinggi 8 meter sehingga mengisolasi lahan pertanian milik penduduk Palestina yang ditanami berbagai buah, seperti anggur dan zaitun. Hal ini berakibat perekonomian Palestina terpuruk. Pengepungan ini sudah dinubuwatkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam "Hampir tiba masanya tidak dibolehkan masuk embargo kepada penduduk Iraq meski hanya satu qafiz makanan dan satu dirham," Kami bertanya dari mana larangan itu? Beliau menjawab "Dari orang-orang asing yang melarangnya." Kemudian berkata lagi "Hampir tiba masanya tidak diperbolehkan masuk blokade kepada penduduk Syam Palestina meski hanya satu dinar dan satu mud makanan." Kami bertanya "Dari mana larangan itu? Beliau menjawab Dari orang-orang Romawi." HR. Muslim Siapa kekuatan yang mampu menghancurkan Israel? Pasukan Islam dari Khurasan Afghanistan dengan bendera-bendera hitam, . . al-Hadits Siapa kekuatan yang mampu menghancurkan Israel? Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan “Akan muncul dari Khurasan Afghanistan bendera-bendera hitam, maka tidak ada seorang pun yang mampu mencegahnya, sehingga bendera-bendera itu ditancapkan di Eliya al-Quds“. HR. Ahmad, Tirmidzi dan Nu’aim bin Hammad. Kehancuran Israel berarti kiamat telah dekat, sehingga banyak orang mempertahankan eksistensi Negara Israel tersebut, namun janji Allah dan Rasul-Nya pasti akan terlaksana “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin memerangi bangsa Yahudi, sampai-sampai orang Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon tadi akan berbicara; Wahai orang Islam, hai hamba Allah! di belakangku ada orang-orang Yahudi, kemarilah, bunuhlah dia, kecuali pohon Ghorqod, sebab ia itu sungguh pohonnya Yahudi”. HR. Ahmad “Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi sehingga seorang diantara mereka bersembunyi di balik batu. Maka batu itu berkata, “Wahai hamba Allah, inilah si Yahudi di belakangku, maka bunuhlah ia”. [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya 2767, dan Muslim dalam Shahih-nya 2922]. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Dalam hadits ini terdapat tanda-tanda dekatnya hari kiamat, berupa berbicaranya benda-benda mati, pohon, dan batu. Lahiriahnya hadits ini menunjukkan bahwa benda-benda itu berbicara secara hakikat”.[Fathul Bari 6/610]. Wallahu a’lam. PurWD/ Tulisan Terkait * Mengungkap Akar Permusuhan Kaum Muslimin dengan Yahudi * Palestina Akan Menjadi Pusat Kebangkitan Islam? Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita! +Pasang iklan Gamis Syari Murah Terbaru Original FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai. Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas? Di sini Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan > jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub 0857-1024-0471 Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller NABAWI HERBA Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon 60%. Pembelian bisa campur produk > jenis produk. Medan ANTARA News - Sedikitnya ada lima faktor penyebab kehancuran sebuah bangsa yang selama ini indikasinya banyak terjadi di Indonesia. Pengamat sosial politik, Drs. Ansari Yamamah, MA di Medan, Senin, mengatakan kelima faktor itu adalah punggawa pemerintahan menjadikan korupsi dan kolusi sebagai ajang pesta pora serta pengusaha hanya berkacamata kapitalisme. Selain itu cendekiawan, akademisi dan praktisi bertingkah seperti "anjing penjilat, pemuka agama juga terjebak pada bisikan materialisme dan kepentingan penguasa serta masyarakat awam yang sedang kesusahan tidak mau lagi berdoa. Menurut Ansari, ketika punggawa pemerintahan telah menjadikan korupsi dan kolusi sebagai ajang pestapora, maka peraturan tinggal semboyan belaka. Peraturan tidak lebih dari sekadar nyanyian merdu untuk meninabobokan masyarakat, katanya. Fenomena itu, tambah Ansari, semakin membuka peluang bagi pengusaha serakah untuk menerapkan sistem kapitalisme dalam bisnisnya. Para pengusaha serakah tersebut tidak khawatir lagi menjadi masyarakat awam yang menjadi buruh sebagai "sapi perah". Kondisi tersebut semakin diperparah dari banyaknya cendekiawan, akademisi dan praktisi bertingkah. Tidak jarang cendekiawan, akademisi dan praktisi tersebut berteriak lantang tentang kebenaran dan idealisme. Namun ketika para cendekiawan, akademisi dan praktisi itu diberi kesempatan berdampingan dengan punggawa pemerintahan, tingkah mereka terkadang "lebih bejat". Para cendekiawan, akademisi dan praktisi tersebut sering menjadi "stempel" dari ketidakbenaran punggawa pemerintahan, katanya. Lebih lanjut Ansari menambahkan, dalam kondisi yang "carut marut" itu harapan terakhir adalah kekonsisten pemuka agama untuk memberikan pencerahan. Namun jika pemuka agama juga telah terbius bisikan materialisme, maka keberadaannya juga tidak lebih dari stempel bagi ketidakbenaran punggawa pemerintahan. Masyarakat awam hanya bisa berdoa agar carut marut segera berakhir. "Jika masyarakat awam juga tidak mau berdoa, maka 'kiamat' sudah di depan mata bagi Indonesia, katanya. * COPYRIGHT © ANTARA 2008

kehancuran indonesia menurut alquran