LarutanKMnO41,0x10-4M tidak menunjukkan absorbansi pada 450. nm, sedangkan pada 530 nm absorbansinya 0,420. Hitunglah konsentrasi K,Cr,O,dan KMnO, yang ada dalam larutan yang menunjukkan absorbansi 0,370 dan 0,710 pada 450 dan 530 nm bila lebar sel yang digunakan adalah 10 mm. tolong Bantu jawab dengan caranya . Diketahui po Senyawahidrokarbon yang digunakan untuk pembuatan salep dan kosmetik adalah a. paravin b. etana c. lindan d. pvc e. kloroform Iklan Jawaban 4.8 /5 53 erisawinda48ovbn1y A. paravin. maaf jika jawaban kurang benar, tapi yang selama Ini diajarkan guru saya spt itu ^^ Sedang mencari solusi jawaban Kimia beserta langkah-langkahnya? SALEP( UNGUENTUM ) balsem * betadine * Protargol as antiseptic. Nasal drop. Ind mengurangi radang * DEFINISI ADALAH SEDIAAN SETENGAH PADAT YANG MUDAH DIOLESKAN DAN DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT LUAR BAHAN OBAT HARUS LARUT ATAU TERDISPERSI SECARA HOMOGEN DALAM DASAR SALEP YANG COCOK PERSYARATAN SALEP (FI III) Pemerian : Tidak boleh berbau tengik Kadar : kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang 2 Olefin : bahan dasar utama dalam industri petrokimia, misalnya etilena dan propilena . 3. Parafin : sebagai bahan bakar, sintesis senyawa kimia, bahan pembuatan plastik, sebagai bahan perubahan menjadi olefin (alkena) melalui cracking (pemecahan), dan lain-lain. 4. Polietilena : polimer yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pelarut cat. 5. Senyawahidrokarbon yang digunakan untuk pembuatan salep dan kosmetik adalaha. paravinb. etanac. lindand. pvce. kloroform. Question from @Icha1546 - Sekolah Menengah Atas - Kimia. Senyawa hidrokarbon yang digunakan untuk pembuatan salep dan kosmetik adalaha. paravinb. etanac. lindand. pvce. kloroform. Search. Articles Register Dasarsalep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok: dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut. yPD5. BerandaBerikut ini kegunaan senyawa hidrokarbon. Me...PertanyaanBerikut ini kegunaan senyawa hidrokarbon. Mengelas. Membuat kosmetik. Membuat pipa PVC. Membuat peralatan plastik. Mempercepat pematangan buah. Kegunaan etuna ditunjukkan oleh angka ...Berikut ini kegunaan senyawa hidrokarbon. Mengelas. Membuat kosmetik. Membuat pipa PVC. Membuat peralatan plastik. Mempercepat pematangan buah. Kegunaan etuna ditunjukkan oleh angka ... 1 dan 21 dan 31 dan 52 dan 53 dan 4ISI. SolichahMaster TeacherJawabanjawaban yang benar adalah yang benar adalah merupakan senyawa hidrokarbon yang tegolong alkuna. Etuna asetilena dapat digunakan untuk proses mengelas dan juga untuk proses pematangan buah karbit Jadi, jawaban yang benar adalah merupakan senyawa hidrokarbon yang tegolong alkuna. Etuna asetilena dapat digunakan untuk proses mengelas dan juga untuk proses pematangan buah karbit Jadi, jawaban yang benar adalah C. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!2rb+Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!©2023 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia A. Pengertian Salep. Menurut FI. IV, salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikalpada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Menurut Kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotika, kadar bahan obat adalah 10 %. Etiket, harus juga tertera “Obat Luar”. Salep yang baik seharusnya stabil secara kimia, lembut dan rata, tidak berbutir-butir atau bergumpal-gumpal, mudah dipergunakan, agak mencair atau lembek pada suhu tubuh dan menghasilkan pengobatan yang sempurna dan seragam. B. Penggolongan Salep. 1 Menurut konsistensinya salep dibagi menjadi a Unguenta adalah salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga. b Cream adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang dapat dicuci dengan air. c Pasta adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk. Suatu salep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diberi. d Cerata adalah suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin waxes, sehingga konsistensinya lebih keras. e Gelones Spumae Jelly adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau basis. Biasanya terdiri dari campuran sederhana minyak dan lemak dengan titik lebur yang rendah. 2 Menurut Efek Terapinya, salep dibagi atas a. Salep Epidermic Salep Penutup. Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi hanya untuk melindungi kulit dan menghasilkan efek lokal, karena bahan obat tidak diabsorbsi. Kadang-kadang ditambahkan antiseptik, astringen untuk meredakan rangsangan. Dasar salep yang terbaik adalah senyawa hidrokarbon vaselin. b. Salep Endodermic. Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam tetapi tidak melalui kulit dan terabsorbsi sebagian. Untuk melunakkan kulit atau selaput lendir diberi lokal iritan. Dasar salep yang baik adalah minyak lemak. c. Salep Diadermic Salep Serap. Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam melalui kulit dan mencapai efek yang diinginkan karena diabsorbsi seluruhnya, misalnya pada salep yang mengandung senyawa Mercuri, Iodida, Belladonnae. Dasar salep yang baik adalah adeps lanae dan oleum cacao. 3 Menurut Dasar Salepnya, salep dibagi atas a Salep hydrophobic yaitu salep-salep dengan bahan dasar berlemak, misalnya campuran dari lemak-lemak, minyak lemak, malam yang tak tercuci dengan air. b Salep hydrophillic yaitu salep yang kuat menarik air, biasanya dasar salep tipe o/w atau seperti dasar hydrophobic tetapi konsistensinya lebih lembek, kemungkinan juga tipe w/o antara lain campuran sterol dan petrolatum. C. Dasar Salep Menurut FI. IV, dasar salep yang digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok, yaitu dasar salep senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep yang dapat dicuci dengan air, dasar salep larut dalam air. Setiap salep obat menggunakan salah satu dasar salep tersebut. 1. Dasar Salep Hidrokarbon. Dasar salep ini dikenal sebagai dasar salep berlemak, antara lain vaselin putih dan salep putih. Hanya sejumlah kecil komponen berair yang dapat dicampurkan kedalamnya. Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup. Dasar salep hidrokarbon digunakan terutama sebagai emolien, sukar dicuci, tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu lama. Contohnya - senyawa hidrocarbon vaselinum dan petroleum jelly terdapat 2 macam - vaselinum album, white petrolatum. - vaselinum flavum, petroltum, adeps petrolei. 2. Dasar Salep Serap. Dasar salep serap ini dibagi dalam 2 kelompok, yaitu - Kelompok pertama, dasar salep anhydrous yaitu dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak, misalnya parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat. - Kelompok kedua, dasar salep yang telah mengandung air, sudah menjadi emulsi air dalam minyak, tetapi masih dapat menyerap air yang ditambahkan, misalnya lanoline dan Rose water ointment. Dasar salep ini juga berfungsi sebagai emolien. 3. Dasar Salep yang dapat dicuci dengan air. Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, antara lain salep hidrofilik krim. Dasar salep ini dinyatakan juga sebagai dapat dicuci dengan air, karena mudah dicuci dari kulit atau dilap basah sehingga lebih dapat diterima untuk dasar kosmetika. Beberapa bahan obat dapat menjadi lebih efektif menggunakan dasar salep ini dari pada dasar salep hidrokarbon. Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik. 4. Dasar Salep Larut Dalam Air. Kelompok ini disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air. Dasar salep jenis ini memberikan banyak keuntungannya seperti dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan tak larut dalam air, seperti paraffin, lanolin anhidrat atau malam. Dasar salep ini lebih tepat disebut gel. Contohnya Salep Polietilenglikol USP 27, 2911 Formula Polietilenglikol 3350 padat 400 g Polietilenglikol 400 cair 600 g. Untuk membuat 1000 g dasar salep. Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor yaitu khasiat yang diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Dalam beberapa hal perlu menggunakan dasar salep yang kurang ideal untuk mendapatkan stabilitas yang diinginkan. Misalnya obat-obat yang cepat terhidrolisis, lebih stabil dalam dasar salep hidrokarbon daripada dasar salep yang mengandung air, meskipun obat tersebut bekerja lebih efektif dalam dasar salep yang mengandung air. Beberapa contoh – contoh dasar salep 1 Dasar salep hidrokarbon Vaselin putih = white petrolatum = whitwe soft paraffin, vaselin kuning =yellow petrolatum = yellow soft paraffin, campuran vaselin dengan cera, paraffin cair, paraffin padat, minyak nabati. 2 Dasar salep serap dasar salep absorbsi Adeps lanae, unguentum simpleks cera flava oleum sesami = 30 70, hydrophilic petrolatum vaselin alba cera alba stearyl alkohol kolesterol = 86 8 3 3 3 Dasar salep dapat dicuci dengan air Dasar salep emulsi tipe m/a seperti vanishing cream, emulsifying ointment emulsifying wax, hydrophilic ointment. 4 Dasar salep larut air Poly Ethylen Glycol PEG, campuran antara PEG - tragacanth dan gummi arabicum, dan Unguentum Glycerin terdapat di FMI Kualitas dasar salep yang baik adalah 1. Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar. 2. Lunak, semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk harus lunak dan homogen. 3. Mudah dipakai. 4. Dasar salep yang cocok. 5. Dapat terdistribusi merata Gambar PPT SENYAWA HIDROKARBON BAGIAN 1 PowerPoint Presentation, free dari Apa Itu Hidrokarbon? Hidrokarbon adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur-unsur karbon dan hidrogen. Senyawa ini juga dikenal sebagai senyawa organik karena mengandung unsur karbon. Senyawa ini dapat ditemukan di alam, baik dalam bentuk gas, cair, ataupun padat. Banyak senyawa hidrokarbon digunakan dalam berbagai produk, termasuk salep dan kosmetik. Jenis-jenis Hidrokarbon yang Digunakan untuk Salep dan Kosmetik Berbagai jenis hidrokarbon digunakan dalam pembuatan salep dan kosmetik, di antaranya adalah Minyak dan lemak nabati, seperti minyak zaitun dan minyak kelapa. Ester, seperti asam stearat, asam palmitat, dan asam laurat. Alkohol, seperti etanol, metanol, dan propanol. Aldehida, seperti formaldehida dan benzaldehida. Karboksilat, seperti asam asetat, asam formiat, dan asam propionat. Manfaat Hidrokarbon untuk Salep dan Kosmetik Hidrokarbon memiliki banyak manfaat untuk salep dan kosmetik. Hidrokarbon dapat meningkatkan kelembapan dan melindungi kulit dari lingkungan. Hidrokarbon juga dapat meningkatkan tekstur dan warna salep dan kosmetik. Selain itu, hidrokarbon juga dapat mengurangi iritasi kulit, meningkatkan penyerapan, dan meningkatkan efektivitas salep dan kosmetik. Kesimpulan Hidrokarbon adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur-unsur karbon dan hidrogen. Berbagai jenis hidrokarbon digunakan dalam pembuatan salep dan kosmetik, di antaranya adalah minyak dan lemak nabati, ester, alkohol, aldehida, dan karboksilat. Hidrokarbon memiliki banyak manfaat bagi salep dan kosmetik, seperti meningkatkan kelembapan, melindungi kulit, meningkatkan tekstur dan warna, mengurangi iritasi, meningkatkan penyerapan, dan meningkatkan efektivitas salep dan kosmetik. MAKALAH FARMASETIKA DASAR SEDIAAN SALEP SEDIAAN OBAT SALEP Bentuk sediaan adalah bentuk formulasi obat hingga didapat suatu produk yang siap untuk diminum atau dipakai oleh penderita supaya tercapai efek terapi yang diinginkan A. Pengertian Salep Menurut Farmakope Indonesia Edisi III Salep adalah sediaan setengah padat berupa massa lunak yang mudah dioleskan dan digunaka untuk pemakaian luar. Menurut farmakope edisi IV sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput lendir. Menurut DOM Salep adalah sediaan semi padat dermatologis yang menunjukkan aliran dilatan yang penting. Menurut Scoville’s salep terkenal pada daerah dermatologi dan tebal, salep kental dimana pada dasarnya tidak melebur pada suhu tubuh, sehingga membentuk dan menahan lapisan pelindung pada area dimana pasta digunakan. Menurut Formularium Nasional salep adalah sedian berupa masa lembek, mudah dioleskan, umumnya lembek dan mengandung obat, digunakan sebagai obat luar untuk melindungi atau melemaskan kulit, tidak berbau tengik. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 % Anief, 2005. Kerugian salep misalnya pada salep basis hidrokarbon  sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda pada pakaian serta sulit tercuci oleh air sehingga sulit dibersihkan dari permukaan kulit.  Hal ini menyebabkan penerimaan pasien yang rendah terhadap basis hidrokarbon jika dibandingkan dengan basis yang menggunakan emulsi seperti krim dan lotion.  Sedangkan pada basis lanonin, kekurangan dasar salep ini ialah kurang tepat bila dipakai sebagai pendukung bahan-bahan antibiotik dan bahan-bahan lain yang kurang stabil dengan adanya air.  Keuntungan salep misalnya salep dengan dasar salep lanonin yaitu, walaupun masih mempunyai sifat-sifat lengket yang kurang menyenangkan, tetapi mempunyai sifat yang lebih mudah tercuci dengan air dibandingkan dasar salep berminyak. Fungsi salep adalah a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit b. Sebagai bahan pelumas pada kulit c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan berair dan rangsang kulit Anief, 2005. Persyaratan salep menurut FI ed III a. Pemerian tidak boleh berbau tengik. b. Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik, kadar bahan obat adalah 10 %. c. Dasar salep d. Homogenitas, Jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen. e. Penandaan,pada etiket harus tertera “obat luar” Syamsuni, 2005. Salep yang baik memiliki sifat – sifat sebagai berikut a. Stabil baik selama distribusi, penyimpanan, maupun pemakaian. Stabilitas terkait dengan kadaluarsa, baik secara fisik bentuk, warna, bau, dll maupun secara kimia kadar/kandungan zat aktif yang tersisa . Stabilitas dipengaruhi oleh banyak factor, seperti suhu, kelembaban, cahaya, udara, dan lain sebagainya. b. Lunak walaupun salep pada umumnya digunakan pada daerah/wilayah kulit yang terbatas, namun salep harus cukup lunak sehingga mudah untuk dioleskan. c. Mudah digunakan supaya mudah dipakai, salep harus memiliki konsistensi yang tidak terlalu kental atau terlalu encer. Bila terlalu kental, salep akan sulit dioleskan, bila terlalu encer maka salep akan mudah mengalir/meleleh ke bagian lain dari kulit. d. Protektif salap – salep tertentu yang diperuntukkan untuk protektif, maka harus memiliki kemampuan melindungi kulit dari pengaruh luar misal dari pengaruh debu, basa, asam, dan sinar matahari. e. Memiliki basis yang sesuai basis yang digunakan harus tidak menghambat pelepasan obat dari basis, basis harus tidak mengiritasi, atau menyebabkan efek samping lain yang tidak dikehendaki. f. Homogen kadar zat aktif dalam sediaan salep cukup kecil, sehingga diperlukan upaya/usaha agar zat aktif tersebut dapat terdispersi/tercampur merata dalam basis. Hal ini akan terkait dengan efek terapi yang akan terjadi setelah salep diaplikasikan Saifullah, 2008 63, 64 . Suatu dasar salep yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut  1. Tidak menghambat proses penyembuhan luka/penyakit pada kulit tersebut. 2. Di dalam sediaan secara fisik cukup halus dan kental. 3. Tidak merangsang kulit. 4. Reaksi netral, pH mendekati pH kulit yaitu sekitar 6-7. 5. Stabil dalam penyimpanan. 6. Tercampur baik dengan bahan berkhasiat. 7. Mudah melepaskan bahan berkhasiat pada bagian yang diobati. 8. Mudah dicuci dengan air. 9. Komponen-komponen dasar salep sesedikit mungkin macamnya. 10. Mudah diformulasikan/diracik Kualitas dasar salep meliputi a. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam kamar. b. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan homogen. Sebab salep digunakan untuk kulit yang teriritasi,inflamasi dan ekskloriasi. c. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan dihilangkan dari kulit. d. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas obatnya pada daerah yang diobati. e. Terdistribusi merata, obat harus terdistribusi merata melalui dasar salep padat atau cair pada pengobatan Anief, 2005. Salep dapat digolongkan berdasarkan konsistensi, sifat farmakologi, bahan dasarnya dan formularium nasional antara lain Menurut konsistensi, salep di bagi a Unguenta Salep yang memiliki konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa, tetapi mudah dioleskan b Krim cream Salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit, suatu tipe yang dapat dicuci dengan air. c Pasta Salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat serbuk berupa suatu salep tebal karena merupakan penutup/pelindung bagian kulit yang diolesi. d Cerata Salep berlemak yang mengandung persentase lilin wax yang tinggi sehingga konsistensinya lebih keras ceratum labiale . e Gelones / spumae/ jelly Salep yang lebih halus, umumnya cair , dan sedikit mengandung atau tidak mengandung mukosa ; sebagai pelicin atau basis, biasanya berupa campuran sederhana yang terdiri dari minyak dan lemak dengan titik lebur rendah. Contoh starch jelly amilum 10% dengan air mendidih. Menurut sifat farmakologi / terapetik dan penetrasinya a Salep epidermik epidermic ointment, salep penutup Salep ini berguna untuk melindungi kulit, menghasilkan efek lokal dan untuk meredakan rangsangan / anestesi lokal ; tidak diabsorbsi ; kadang-kadang ditambahkan antiseptik atau astringent. Dasar salep yang baik untuk jenis salep ini adalah senyawa hidrokarbon. b Salep endodermik Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit, tetapi tidak melalui kulit ; terabsorbsi sebagian dan digunakan untuk melunakkan kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang terbaik adalah minyak lemak. c Salep diadermik Salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit untuk mencapai efek yang diinginkan. Misalnya, salep yang mengandung senyawa merkuri iodida atau belladona. Menurut dasar salepnya a Dasar salep hidrofobik. Salep yang tidak suka air atau salep yang dasar salepnya berlemak greassy bases tidak dapat dicuci dengan air. Misalnya, campuran lemak-lemak , minyak lemak, malam. b Dasar salep hidrofilik. Salep yang suka air atau kuat menarik air, biasanya mempunyai dasar salep tipe o/w. B. Bahan Dasar Pembuatan salep Salep dasar adalah zat pembawa dengan massa lembek, mudah dioleskan, umumnya berlemak, dapat digunakan bahan yang telah mempunyai massa lembek atau zat cair, zat padat yang terlebih dahulu diubah menjadi massa yang lembek. Jika dalam komposisi tidak disebutkan salep dasar, maka dapat digunakan vaselin putih. Jika dalam komposisi disebutkan salep dasar yang cocok. Pemilihan salep dasar yang dikehendaki harus disesuaikan dengan sifat obatnya dan tujuan penggunaannya.  Salep Dasar-I Salep dasar –I umunya digunakan vaselin putih, vaselin kuning, campuran terdiri dari 50 bagian Malam putih dan 950 bagian vaselin putih, campuran terdiri dari 50 bagiian Malam kuning dan 950 bagian vaselin kuning atau salep dasar lemak lainnya seperti minyak lemak nabati, lemak hewan atau campuran Parafin cairr dan Parafin padat. Salep dasar-I sangat lengket pada kulit dan sukar dicuci; agar mudah dicuci dapat ditambahkan surfaktan dalam jumlah yang sesuai.  Salep Dasar-II Salep Dasar-II umumnya digunakan lemak bulu domba, zat utama lemak bulu domba terutama kolesterol, campuran terdiri dari 30 bagian kolesterol, 30 bagian stearilalkohol, 80 bagian Malam putih dan 860 bagian vaselin putih, atau salep dasar sarap lainnya yang cocok. Salep dasar-II mudah menyerap air.  Salep Dasar-III Salep dasar-III dapat digunakan ca,puran yang terdiri dari 0,25 bagian Metil paraden, 0,15 bagian Propil parapen, 10 bagian Natrium laurilsulfat, 120 bagian Propilenglikol, 20 bagian Sterilalkohol, 20 bagian vaselin putih dan air secukupnya hingga 1000 bagian, atau salep dasar emulsi lainnya yang cocok. Salep dasar-III mudah dicuci.  Salep Dasar-IV Salep dasar-IV dapat digunakan campuran yang terdiri dari 25 bagian poliglikol 1500, 40 bagian poliglikol 4000 dan propilenglikol atau gliserol secukupnya hingga 100 bagian, atau salep dasar larut lainnya yang cocok. Berdasarkan komposisi dasar salep dapat digolongkan sebagai berikut Dasar salep hidrokarbon,yaitu terdiri dari antara lain - Vaselin putih,Vaselin kuning. - Campuran Vaselin dengan malam putih, malam kuning. - Parafin encer, Parafin padat. - Minyak tumbuh-tumbuhan Dasar salep serap, yaitu dapat menyerap air terdiri antara lain - Adeps lanae - Unguentum Simplex Campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen Hydrophilic petrolatum 86 Vaselin Alba,8 Cera Alba,3 Stearyl alcohol, dan 3 kolesterolIMO,52-53 Zat-zat yang dapat dilarutkan dalam dasar salep,Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih besar daripada dalam vaselin. Champora, Mentholum, Phenolum, Thymolum dan Guayacolum lebih mudah dilarutkan dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak. Bila dasar salep mengandung vaselin, maka zat-zat tersebut digerus halus dan tambahkan sebagian + sama banyak Vaselin sampai homogen, baru ditambahkan sisa vaselin dan bagian dasar salep yang lain. Champora dapat dihaluskan dengan tambahan Spiritus fortior atau eter secukupnya sampai larut setelah itu ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit, diaduk sampai spiritus fortiornya menguap. Bila zat-zat tersebut bersama-sama dalam salep, lebih mudah dicampur dan digerus dulu biar meleleh baru ditambahkan dasar salep sedikit demi sedikit IMO,hal 55 Salah satu macam salep adalah salep mata yang digunakan pada mata. Dasar salep yang dipilih tidak boleh mengiritasi mata, memungkinkan difusi obat dalam cairan mata dan tetap mempertahankan aktivitas obat dalam jangka waktu tertentu pada kondisi penyimpanan yang tepat. Vaselin merupakan dasar salep mata yang sering banyak digunakan. Beberapa dasar salep yang dapat menyerap, bahan dasar yang mudah dicuci dengan air dan bahan dasar larut dalam air dapat digunakan untuk obat yang larut dalam air. Bahan dasar seperti ini memungkinkan dispersi obat larut air yang lebih baik, tetapi tidak boleh menyebabkan iritasi pada mata Anonim,1995 12, 13 Salep mata harus mengandung bahan atau campuran bahan yang sesuai untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroba yang mungkin masuk secara tidak sengaja bila wadah dibuka pada waktu penggunaan; kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau formulanya sendiri sudah bersifat baktriostatik. Bahan obat yang ditambahkan ke dalam dasar salep berbentuk larutan atau serbuk halus. Wadah untuk salep mata harus dalam keadaan steril pada waktu pengisian dan penutupan. Wadah salep harus tertutup rapat dan disegel untuk menjamin sterilitas pada pemakaian pertama Anonim, 1995 12 . Sulfasetamid adalah senyawa antibakteri golongan sulfonamide yang mempunyai spectrum luas dan banyak digunakan terhadap bermacam – macam penyakit infeksi oleh kuman gram positif maupun negative, salahsatunya pada infeksi mata yang disababkan oleh kuman – kuman yang peka terhadap sulfonamide. Sulfasetamid merupakan sulfonamide aksi pendek yang mempunyai aktivitas bakterisid Tjay, 2002 22 . C. Cara Pembuatan Salep umumnya dibuat dengan melarutkan atau mensuspensikan obat ke dalam salep dasar. Ada beberapa metode pembuatan salep, yaitu;  Metode Pelelehan zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama dan diaduk sampai membentuk fasa yang homogeny.  Metode Triturasi zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan dipakai atau dengan salah satu zat pembantu, kemudian dilanjutkan dengan penambahan sisa basis Ketentuan lain;  Zat yang dapat larut dalam basis salep Camphora, Menthol, Fenol, Thymol, Guaiacolàmudah larut dalam minyak lemak vaselin Zat berkhasiat +sebagian basis sama banyakàdihomognekanàditambah sisa basis  Zat yang mudah larut dalam air dan stabil Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia, maka obatnya dilarutkan dulu dalam air dan dicampur dengan basis salep yang dapat menyerap air.  Salep yang dibuat dengan peleburan - Dalam cawan porselen - Salep yang mengandung air tidak ikut dilelehkan tetapi diambil bagian lemaknya air ditambahkan terakhir - Bila bahan-bahan dari salep mengandung kotoran, maka masa salep yang meleleh perlu dikolir disaring dengan kasaàdilebihkan 10-20% Cara pembuatan salep ditinjau dari khasiat utamanya dapat dibagi menjadi beberapa bagian  a. Zat padat Zat padat dan larut dalam dasar salep. 1. Camphorae - Dilarutkan dalam dasar salep yang sudah dicairkan didalam pot salet tertutup jika tidak dilampaui daya larutnya. - Jika dalam resepnya terdapat minyak lemak Ol. Sesame, camphorae dilarutkan lebih dahulu dalam minyak tersebut. - Jika dalam resep terdapat salol, mentol, atau zat lain yang dapat mencair jika dicampur karena penurunan titik eutektik, Camphorae dicampurkan supa mencair, baru ditambahkan dasar salepnya. - Jika camphorae itu berupa zat tunggal, camphorae ditetesi lebih dahlu dengan eter atau alcohol 95%, kemudian digerus dengan dasar salepnya. 2. Pellidol - Larut 3% dalam dasar salep, pellidol dilarutkan bersama-sama dengan dasar salepnya yang dicairkan jika dasar salep disaring, pellidol ikut disaring tetapi jangan lupa harus ditambahkan pada penimbangannya sebanyak 20%. - Jika pollidol yang ditambahkan melebihi daya larutnya, maka digerus dengan dasar salep yang sudah dicairkan. 3. Lodium - Jika kelarutannya tidak dilampaui, kerjakan seperti pada camphorae - Larutkan daalam larutan pekat KI atau NaI seperti pada Unguentum Iodii dari Ph. Belanda V. - Ditetesi dengan etanol 95% sampai larut, baru ditambahkan dasar salepnya. b. Zat padat larut dalam air 1. Protargol 2. Colargol 3. Argentums nitrat AgNO3 Zat ini tidak boleh dilarutkan dalam air karna akan meninggalkan bekas noda hitam pada kulit yang disebabkan oleh terbentuknya Ag2O, kecuali pada resep obat wasir. 4. Fenol/fenol Fenol dalam salep tdak dilarutkan karna akan menimbulkan rangsangan atau mengiritasi kulit dan juga tidak boleh diganti dengan penol liquidfactum. c. Bahan obat yang larut dalam air tetapi tidak boleh dilarutkan dalam air, yaitu 1. Argentums nitrat 2. Fenol 3. Hydrargyri bichloridum 4. Chrysarobin 5. Pirogalol 6. Stibii et kalii tartrans 7. Oleum iocoris aselli 8. Zinc sulfat 9. Antibiotik misalnya penisilin 10. Chloretum auripo natrico d. Bahan yang ditambahkan terakhir pada suatu massa salep. 1. Ichtyol 2. Balsam-balsem dan minyak yang mudah menguap 3. Air 4. Gliserin 5. Marmer album e. Zat padat tidak larut dalam air Umumnya dibuat serbuk halus lebih dahulu.  Zat Cair Sebagai pelarut bahan obat 1. Air - Terjadi reaksi - Tak terjadi reaksi 2. Spiritus/etanol/alcohol - Jumlah sedikit - Jumlah banyak 3. Cairan kental Umumnya dimasukkan sedikit demi sedikit. Contohnya gliserin, pix lithantratis, pix liquida, balsam peruvianum, ichtyol, kreosot.  a. Bahan berupa ekstak/extraktum Extraktum siccum/kering b. Exractum spissum/kental c. Extractum liquidum  Bahan-bahan lain a. Hydrargyrum b. Naphtolum c. Bentonit Kerugian Basis Hidrokarbon  sifatnya yang berminyak dapat meninggalkan noda pada pakaian serta sulit tercuci oleh air sehingga sulit dibersihkan dari permukaan kulit.  Hal ini menyebabkan penerimaan pasien yang rendah terhadap basis hidrokarbon jika dibandingkan dengan basis yang menggunakan emulsi seperti krim dan lotion. Ada beberapa metode pembuatan salep, yaitu;  Metode Pelelehan zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersama dan diaduk sampai membentuk fasa yang homogen  Metode Triturasi zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan dipakai atau dengan salah satu zat pembantu, kemudian dilanjutkan dengan penambahan sisa basis Ketentuan lain;  Zat yang dapat larut dalam basis salep Camphora, Menthol, Fenol, Thymol, Guaiacolàmudah larut dalam minyak lemak vaselin Zat berkhasiat +sebagian basis sama banyakàdihomognekanàditambah sisa basis  Zat yang mudah larut dalam air dan stabil Bila masa salep mengandung air dan obatnya dapat larut dalam air yang tersedia, maka obatnya dilarutkan dulu dalam air dan dicampur dengan basis salep yang dapat menyerap air,  Salep yang dibuat dengan peleburan – Dalam cawan porselen – salep yang mengandung air tidak ikut dilelehkan tetapi diambil bagian lemaknya air ditambahkan terakhir – Bila bahan-bahan dari salep mengandung kotoran, maka masa salep yang meleleh perlu dikolir disaring dengan kasaàdilebihkan 10-20%. Masalah inkompatibilitas obat tidak tercampurkannya suatu obat,yaitu pengaruhpengaruh yang terjadi jika obat yang satudicampurkan dengan yang obat dapat dibagi atas 3 golongan I. Inkompatibilitas terapeutik. Inkompatibilitas golonganini mempunyai arti bahwa bila obat yang satu dicampur/dikombinasikan dengan obat yang lain akan mengalami perubahan-perubahan demikian rupa hingga sifat kerjanya dalamtubuh in vivo berlainan daripada yang diharapkan. Hasilkerjanya kadang-kadang menguntungkan, namun dalambanyak hal justru merugikan dan malah dapat berakibat contoh Absorpsi dari tetrasiklin akan terhambat bila diberikanbersama-sama dengan suatu antasida yang mengandungkalsium, aluminium, magnesium atau bismuth. Fenobarbital dengan MAO inhibitors menimbulkan efek potensiasi daribarbituratnya. Kombinasi dari quinine dengan asetosal dapatmenimbulkan chinotoxine yang tidak dapat bekerja lagiterhadap malaria. Mencampur hipnotik dan sedatif dengankafein hanya dalam perbandingan yang tertentu saja harus diperhatikan bahwa mengkombinasikan berbagaiantibiotik tanpa indikasi bakteriologis yang layak sebaiknyatidak dianjurkan II. Inkompatibilitas fisika. Yang dimaksudkan di sini adalah perubahan-perubahan Yang tidak diinginkan yang timbul pada waktu obat dicampur satu sama lain tanpa terjadiperubahan-perubahan kimia. Meleleh atau menjadi basahnya campuran dapat larut dan obat-obat yang apabila disatukantidak dapat bercampur secara salting out.²Adsorpsi obat yang satu terhadap obat yang lain. kimia Yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada waktu pencampuran obat yang disebabkanoleh berlangsungnya reaksi kimia/ di sini adalah Reaksi-reaksi di mana terjadi senyawa baru yang mengendap. Reaksi antara obat yang bereaksi asam dan basa. Reaksi yang terjadi karena proses oksidasi/reduksi maupunhidrolisa. Perubahan-perubahan gas dll Resep standar sediaan salep ACIDI SALYCYLICI SULFURIS UNGUENTUM Salep Asam Salisitat Belerang Komposisi Tiap 10 g mengandung Acidum Salicylicum 200 mg Sulfur 400 mg Vaselinum album hingga Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Dosis 3 sampai 4 kali sehari, dioleskan 10 g Uraian Bahan a. Acid Salicylic 1. Nama Latin Acidum Salycylicum 2. Sinonim Asam Salisilat 3. Berat molekul 138,12 4. Rumus kimia C7H6O3 5. Pemerian Hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih; hamper tidak berbau; rasa agak manis dan tajam 6. Kelarutan Larut dalam 550 bagian air dalam 4 bagian etanol 95% P; mudah larut dalam klorofrom P dan dalam eter P;larut dalam ammonium asetat Pdinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat Pdan natrium sitrat P. 7. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 8. Khasiat Keratolitikum, anti fungi. b. Sulfur 1. Nama Latin Sulfur Praecypitatum 2. Sinonim Belerang endap 3. Berat molekul 32,06 4. Pemerian tidak berbau tidak berasa 5. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam kardondisulpisa P,sukar larut dalam minyak zaitun P, sangat sukar larut dalam etano 95% P. 6. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 7. Khasiat Penggunaan antiskabies c. Vaselin album 1. Nama Latin Vaselinum album 2. Sinonim Vaselin putih 3. Pemerian Massa lunak,lengket, bening, putih ;sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. 4. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, dan dalam etanol 95% P, larut dalam kloroform P, dalam eter P dan eterr minyak tanah P, larutan kadangkadang beropalesensi lemah 5. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. 6. Khasiat Penggunaan zat tambahan Cara Kerja Bahan Obat - Asam salisilat adalah keratolitik agent yang sangat poten sehingga dapat meningkatkan penetrasi obat lain dan sering dikombinasikan dengan sulfur, bersifat antifungi dan antibakteri lemah. Asam salisilat sebgai keratolitik agent dipakai dosis 12%, diharapkan dengan dosis yang lebih tinggi dari Pagoda Salep sebelumnya ini akan memberika efek keratolitik yang luat dan lebih efektif. - Sulfur praecipitatum fungsi utamanya adalah sebagai keratolitik agent yaitu suatu zat yang dapat menghilangkan sisik-sisik kulit yang kasar atau melunakkan/menipiskan lapisan keratin, di samping itu juga memiliki aktivitas antifungi dan antibakteri lemah. Sulfur sering dikombinasikan dengan asam salisilat menghasilkan efek keratolitik yang sinergis. Sulfur dipakai sebesar 10% adalah dosis yang optimal sebagai keratolotik agent dan merupakan dosis maksimum untuk terapi scabies/kudis sehingga akan mendapatkan hasil yang efektif. - Menthol dan Champora berfungsi sebagai antiiritan dan antipruriginosa menghilangkan rangsang gatal. - Keunggulan resep ini adalah salep kulit yang telah mengalami perbaikan formulasi, dengan meningkatnya kadar Asam Salisilat menjadi 12% akan menjadikan salep ini lebih efektif dan mempercepat penyembuhan penyakit kulit. Pembahasan Penyakit kulit yang diakibatkan bakteri dan jamur dermatomikosis adalah penyakit kulit yang paling sering diderita oleh sebagian masyarakat yang hidup di daerah tropis seperti di Indonesiahal ini sangat berkaitan dengan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan lingkungan kerja sebagian besar bangsa Indonesia di daerah berair atau lembab yang merupakan media yang baik untuk pertumbuhan jamur dan beberapa bakteri. Resep salep ini adalah obat kulit topikal yang dapat memenuhi semua criteria Dermatoterapeutika, yaitu pengobatan penyakit kulit di mana selain zat aktifnya juga ada bahan pembantu sebagai anti bakteri, antijamur, keratolitik dan antipruriginosa, bentuk sediaan dan cara aplikasinya sangat berperan dalam kecepatan kesembuhan penyakit kulit ini yang diakibatkan bakteri dan jamur. Kegunaan Untuk mengobati penyakit kulit seperti Gatal-gatal di telapak tangan, kaki, selangkangan paha, kutu air, panu, kurap, kudis, yang diakibatkan bakteri atau jamur. Daftar Pustaka Anief, Moh, 2002, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 53. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. 12. Anonim, 1978, Formularium Nasional, Edisi Kedua, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Saifullah, dan Rina Kuswahyuning, 2008, Teknologi dan Formulasi Sediaan Semipadat, Pustaka Laboratotium Teknologi Farmasi UGM, Yogyakarta. 59. 63. 64 Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta. Tjay, Tan Hoan , et all, 2000, Obat – Obat Penting, Elex Media Computindo, Jakarta. 132.

senyawa hidrokarbon yang digunakan untuk pembuatan salep dan kosmetik adalah